Sunday, June 10, 2007

Hujan salju di Jungfrau



Tak cukup sekali saja rasanya main-main di salju. Maka kali ini kami akan coba bermain salju di Jungfraujoch. Jungfraujoch berada di pegunungan alpen kawasan Bernese Oberland, di bagian selatan ibukota swiss, Bern. Dari Zurich kami naik kereta ke Interlaken via Bern sekitar 2 jam. Interlaken adalah kota wisata terbesar di wilayah Jungfrau dan merupakan titik awal perjalanan menuju Jungfraujoch. Kotanya tidak terlalu besar memiliki 2 danau, Spienz dan Thun, karna itulah dinamakan Interlaken dan pemandangan pegunungannya luar biasa! 






Dari Interlaken Ost kita naik kereta menuju Jungfraujoch dengan beberapa kali perhentian dan ganti kereta. Berikut rutenya :
  • Interlaken Ost - Grindelwald (35 menit) dengan kereta Berner Oberland Bahn (BOB)
  • Grindelwald - Kleine Scheidegg (25 menit) dengan kereta Wengernalpbahn
  • Kleine Scheidegg - Jungfraujoch (47 menit) dengan kereta Jungfraubahn
Rute pertama adalah Interlaken Ost (566m) menuju Grindelwald (1034 m) dengan jarak tempuh 35 menit dengan kereta Berner Oberland Bahn (BOB). Pemandangan cantik sekali! Rumah kayu khas Swiss di padang rumput yang hijau, sungai yang jernih, langit yang biru dan pegunungan yang menjulang tinggi yang membuat kita merasa kecil sekali di lembah Bernese Obeland ini. 







Terlihat barisan puncak pegunungan Alpen yang diselimuti salju mengintip di kejauhan. Fokus kita adalah ke barisan 3 puncak tertinggi yaitu Eiger 3970 m, Mönch 4107 m dan Jungfrau 4158 m, karna ke bagian puncak itulah kita akan mendaki dengan kereta. 











Tiba di Grindelwald kita ganti kereta dengan kereta berwarna hijau kuning Wengernalpbahn menuju Kleine Scheidegg selama 25 menit. Kereta ini merupakan jenis cogwheel train atau kereta roda gigi karna khusus untuk rute yang menanjak. Pemandangan yang didapat semakin spektakuler baik dari sisi kanan maupun kiri kereta. 











Dari sisi kanan jendela kereta, dengan posisi yang semakin tinggi kita dapat melihat lembah padang rumput yang landai menghijau dibawah sana dengan perumahan penduduk yang terlihat semakin kecil. Barisan pegunungan alpen yang berselimut salju semakin tampak lebih dekat. 








Sementara dari sisi kiri jendela kereta kita bisa melihat dengan leluasa The North Face atau dinding utara gunung Eiger yang legendaris, film North Face membawa kita ke cerita masa lampau tentang pendakian gunung Eiger ini. Jendela kaca kereta yang lebar dan dibuka sampai bawah buat kita puas memandang sambil menghirup udara yang segar. A truly fascinating view! Wowww!!!











Selanjutnya kereta tiba di Kleine Scheidegg, di stasiun ini kita kembali ganti kereta dengan yang warna merah Jungfraubahn menuju stasiun akhir Jungfraujoch dengan 3 kali stop yaitu di stasiun Eigergletscher, Eigerwand dan Eismeer. 



Dari Kleine Scheidegg (2.061 m) kereta terus menanjak ke ketinggian 2320 di Eigergletscher. Pemandangan semakin spektakuler, luar biasa! Kita semakin dekat ke puncak, kita sudah di badan gunung, salju semakin terlihat jelas, bahkan di kiri kanan kita sudah ada bongkahan salju nya. Di Eigergletscher kereta berhenti sebentar, untuk memberikan waktu pada penumpang melihat pemandangan di luar kereta sebelum memasuki terowongan panjang.




Nah, selanjutnya dari Eigergletscher (2.320 m) ini kereta akan membawa kita melewati terowongan sepanjang kira-kira 7 km menembus formasi batuan granit gunung Eiger dan Mönch. 






Ternyata terowongan jalur kereta listrik ini sudah dibangun sejak tahun 1896 lampau dan resmi digunakan tahun 1912. Alamak, begitu brilliant nya orang-orang zaman dahulu. Aku yang hidup zaman sekarang ini aja hanya bisa tertegun, berdecak kagum atas kecanggihan teknologi yang mereka miliki sejak lampau. Sepanjang terowongan ini kereta akan berhenti kembali beberapa menit di Eigerwand (2.865 m) dan Eismeer (3.160 m), penumpang dipersilahkan keluar kereta untuk melihat pemandangan dari view point berupa jendela kaca besar. Ternyata selain untuk melihat pemandangan, jendela ini juga berfungsi untuk jalur evakuasi jika ada pendaki tebing yang mengalami kecelakaan, persis seperti dalam film North Face. 



Di Eigerwand kita persis berada di dinding north face gunung eiger, pemandangan pegunungan alpen dan kota-kota yang terlihat mini sekali dibawah.






Di Eismeer pemandangan yang kita dapat berupa bongkahan es yang agak berkerut bagian bawahnya sehingga tampak celah antara blok es yang satu dengan lainnya, dan di kejauhan kita bisa menyaksikan panorama puncak setinggi 4000 m.




Dan sampailah kita di stasiun akhir dari perjalanan kita, Jungfraujoch di ketinggian 3.454 m, stasiun kereta tertinggi di Eropa.

Oh iya, sebenarnya apa sih beda Jungfrau dan Jungfraujoch? Dan sebenarnya kite ke Jungfrau atau Jungfraujoch? Oke begini, Jungfraujoch itu sebenarnya bukanlah gunung melainkan sambungan  antara 2 gunung yaitu Gunung Mönch dengan ketinggian 4107 m dan Gunung Jungfrau dengan ketinggian 4158 m, sementara Jungfraujoch sendiri berada pada ketinggian 3454 m. 

Hal pertama yang kami lakukan begitu tiba di Jungfrau adalah makan. Perut terasa lapar sekali, kami makan di salah satu restaurant dan bertemu orang Indonesia, mba Gaby bersama anaknya yang baru saja menyelesaikan kuliah perhotelan di Swiss. Kami makan bersama di satu meja dan saling bercerita. Setelah makan siang barulah kita mulai mengeksplore kawasan Jungfraujoch ini. 








Kita mulai dengan bermain salju di luar, dimana kita akan berada pada sebuah dataran luas memutih, di kiri tampak sungai es "Gletser Aletsch" yang membentang sepanjang 23 km dengan ketebalan hampir 1km, gletser ini merupakan gletser terpanjang di Eropa. 



Cuaca dingin sekali, mulai berkabut dengan hembusan angin yang menyucuk dinginnya, tetiba HUJAN SALJU!! Salju turun, alahaiii senangnya hatikuuuu..... Walo dingin tetap ditahankan karna senangnya merasakan hujan salju untuk yang pertama kalinya. 









 



















Aku dan Patrice tetap berjalan di dataran salju yang dihujani salju, banyak juga orang yang bertahan diluar tapi hanya beberapa yang bertahan lama dan inilah kesempatan kami pose di tiang bendera Swiss! Yihaaaaa.... We are on the top of Europe!! 







Puas bermain hujan salju kita masuk ruangan dan berjalan menyusuri lorong lorong di bawah lapisan batuan granit maupun lapisan es, sehingga sampailah kami ke lapangan terbuka lainnya yang penuh dengan salju, ini merupakan akses untuk bermain ski. Hujan salju turun semakin lebat, aku kesenangan tiada terkira! Patrice kedinginan minta aku ikut masuk ke ruangan, tapi aku menolak karna mau mandi hujan salju lagi. Wohooooo!!!! Hujan Saljuuuuu.....!!! Jauh lebih lebat dari yang pertama tadi, ini lebat sekali! Kalo dipikir pikir dingin luar biasa sebenarnya karna tangan dan mukaku terasa agak mati rasa tapi aku gak perduli, semangat merasakan hujan salju berhasil mengalahkan rasa dingin. Semangat itu memang perlu ya!

   
  







Dan kamipun naik ke bagian bangunan paling tinggi di Jungfraujoch ini yaitu Observatorium Sphinx (3571 m). Untuk pergi keatas, kita harus naik lift lagi setinggi 108 m. Dari atas bangunan ini kita bisa melihat pemandangan hampir 360 derajat, cuaca berkabut tebal saat kita berada diatas, namun syukurnya kita masih bisa melihat samar-samar puncak Jungrau dan puncak Mönch di arah yang berlawanan, Gletser Aletsch juga tampak dari atas observatorium ini. Sungguh sangat luar biasa maha karya ciptaan yang kuasa! 





Dari puncak Sphinx kita kembali turun dan berjalan memasuki galeri-galeri, cuci mata di bagian souvenirs shop dan istirahat sejenak sambil minum hot chocolate di salah satu cafe sebelum kembali turun ke Interlaken.










Begitulah akhir perjalanan kami di Jungfraujoch. Perjalanan yang penuh kesan dan makna. Berkesan bisa merasakan hujan salju untuk yang pertama kalinya, melihat Gletser terpanjang di Eropa yang kita tidak pernah tau akankah tetap exist atau akan hilang dengan pemanasan global dan menaiki kereta api listrik ke puncak setinggi 3454 m di dalam terowongan batuan granit yang sudah berusia hampir satu abad. Maknanya bersyukur, bersyukur dan bersyukur atas semua nikmat yang telah diberikan Tuhan. 



XOXOXOXOXOXOXOXOXOXO











0 Comments:

Post a Comment