Monday, June 4, 2007

Salju untuk pertama kalinya.. Titlis!


Di Swiss rasanya tak klop kalau tak main-main ke salju. Memang, ini sudah bulan Juni hampir masuk musim panas tapi bukan berarti tak bisa main salju, Swiss memiliki beberapa pegunungan dengan salju sepanjang tahun, seperti Jungfrau, Matterhorn, Pilatus, Rigi dan Titlis. Dan pilihan pertama kita jatuh pada Titlis. 

Titlis merupakan bagian dari jajaran pegunungan Swiss Alpen . Dari Zurich menuju Titlis jarak tempuhnya lebih kurang 2jam 17menit dengan rute Zurich-Luzern-Engelberg-Titlis. Dari Zurich ke Luzern dengan kereta 3/4 jam , ganti kereta di Luzern menuju Engelberg 3/4 jam juga. Ketika tiba di Engelberg sebelum kereta berhenti, seorang kondektur berjalan di gerbong sambil berkata dengan ramahnya "Welcome to Engelberg.. Mountain of Angels." Di stasiun Engelberg, puncak gunung dengan salju sudah terlihat jelas, kita keluar stasiun lalu berjalan atau bisa juga naik bus menuju stasiun Cable Car Titlis, kita jalan kaki saja karna cuman 750m. Awalnya aku agak menggumam juga kenapa harus jalan kaki padahal ada bus, namun akhirnya aku bersyukur karna dengan berjalan kaki kita leluasa sekali menikmati pemandangan yang luar biasa indahnya sambil menghirup udara segar. Memasuki kawasan Cable car station, tampak spanduk bertuliskan Selamat Datang dalam berbagai bahasa, dan surprise ada bahasa Indonesia disana, maka dengan ini bisa dipastikan bahwa turis Indonesia cukup banyak yang mampir kesini. Tiba di station kita ke toko yang memang menyediakan perlengkapan musim dingin, kita beli sarung tangan dan topi untukku. Lalu kita beli tiket untuk naik ke puncak titlis. Dan untuk naik ke puncak kita akan menggunakan cable car atau kereta gantung. 















Ada beberapa tahapan untuk mencapai puncak Titlis. Pertama kita akan menaiki cable car dengan kapasitas penumpang max 6 orang, kebetulan waktu itu kita cuman berdua aja didalam, jadi bebas photo-photo, ganti-ganti posisi tempat duduk. Pemandangan yang disuguhkan berupa hamparan rumput hijau luas yang semakin menanjak dengan pepohonan cemara, Cable car ini akan membawa kita pada ketinggian 1796m di Trübsee dengan sekali stop di Gerschnialp 1262m, disini pemandangannya mulai berubah, salju mulai terlihat di bebatuan pegunungan. Selanjutnya kita berganti cable car dengan muatan yg bisa mencapai puluhan orang sekitar 40 orang tapi tanpa tempat duduk, bentuknya seperti kotak besar dan akan membawa kita ke ketinggian 2428m di Stand, kabut menebal dan salju semakin terlihat banyak di pegunungan, yang terakhir dari Stand kita akan berganti cable car dengan yang lebih canggih, salah satu yang paling populer dari Titlis yaitu Rotair Titlis Cable Car! Maksudnya lantai cable car ini bisa berputar 360 derajat jadi semua penumpang akan mendapat kesempatan melihat pemandangan sekeliling sampai pada stasiun akhir di Klein Titlis pada ketinggian 3028m. Sepanjang perjalanan Rotair cable car ini tak henti-hentinya berdecak kagum melihat pemandangan yang tak biasa ini, yang tak pernah kutemui di negri tropisku, salju semakin terlihat tebal menutupi bebatuan pegunungan, warna salju semakin putih benderang dan terlihat sangat lembut, awan sudah berada jauh dibawah kita, ada yang berada sama posisi dengan kita, dan masih banyak yang berada diatas kita. 




























Tibalah kita di Klein Titlis, stasiun terakhir. Ada sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa lantai di puncak ini, didalamnya terdapat restaurant, toko souvenirs, glacier cave dan studio photo pakaian tradisional swiss. Takjub juga membayangkan bagaimana mereka bisa mendirikan bangunan di puncak gunung yang bersalju sepanjang tahun ini. Di bagian puncak gedung ini terdapat teras lengkap dengan tempat duduknya, bagi yang ingin bersantap makanan/minuman bisa disini sambil menikmati pemandangan salju sekeliling. Kita makan sandwich jumbo untuk makan siang hari itu. Dan dari teras ini pulalah akses menuju kegiatan outdoor gunung titlis. Salju, here i am!!! 
















Setapak demi setapak kaki melangkah di atas salju.. Ahhhh... senangnyaaaa!!!! Jika usia awal anak 0-3 tahun adalah masa emas pertumbuhannya, maka langkah-langkah pertamaku di salju ini adalah salah satu golden moment ku... Hahahahaa...!!!! Pengen aja rasanya buka sepatu untuk injak langsung saljunya tapi tak mungkin dingin sekali. Akhirnya aku bela-belain buka sarung tangan demi untuk merasakan tekstur salju, walau dingin ditahankan! Hahhaaha... teksturnya seperti serutan es yang halus, namun patrice bilang beda jika salju yang baru turun teksturnya lembut sekali seperti kapas. Tak lama aku pasang kembali sarung tangan karna memang luar bisa dinginnya, untunglah aku pake topi yang menutupi telinga sehingga kepala dan telingaku hangat tapi tidak dengan hidungku, dingin yang menusuk hidung rasanya sampai ke tulang, brrrrrrrr....!!! Padahal jaket uda 2 lapis diatas 2 baju, jeans sudah dilapis jegging, kaos kaki tebal dan sepatu sempurna, tapi dingin yang di hidung dahsyat juga! Jadi teringat salah seorang dosenku dulu pernah bercerita pengalaman beliau kuliah di Australia saat musim dingin, dingin yang luar biasa buat beliau jadi mimisan. Namun aku bersyukur tidak sampai mimisan. Kita terus berjalan menaiki perbukitan salju, di kejauhan tampak satu bongkahan batu gunung yang menyerupai patung Budha, kita lanjut main salju, duduk-duduk, golek-golek, pokoknya puas! Silaunya putih salju yang menghampar luas didepan mata ternyata buat mata tidak nyaman, silau sekali!!






















Setelah puas bermain salju, kita naik ICE FLYER sebuah kereta gantung terbuka dengan model tempat duduk bangku panjang untuk sekitar 6 orang, kaki tergantung bebas dan hirup udara sepuasnya menuju taman bermain salju GLACIER PARK. Di musim dingin, ice flyer ini berfungsi membawa para pemain ski ke puncak gunung untuk mulai bermain ski. Berhubung ini hampir summer, jadi kita coba main snow tubing aja itupun setelah beberapa kali melihat orang yang bermain sepertinya aman dan enjoy. Patrice deluan turun dengan ban nya lalu aku menyusul dibelakang. Aku siap duduk di ban dengan seorang petugas memegang tali ban karetnya nya, perlahan ia melepaskan tali itu dari tangannya dan aku diluncurkannya ke bawah sana... Wohooooouuuuuuu..........!!!!!! aku gamang tiada terkira takut tebanting atau apalah karna terkadang naik sedikit keatas lereng lalu meluncur lagi ke bawah, berbelok dan berputar-putar sebelum akhirnya berhenti dengan sendirinya. Namun serpihan salju dari gesekan ban yang selalu menghampiri wajahku buat aku sadar asyiknya permainan ini. Habis bermain tubing, kita naik lagi keatas dengan membawa ban kita tadi, tak payah untuk naik keatas, ada eskalator di atas salju.. hahahhaaa.... canggih beneerrrrr..... Di kiri kanan salju menumpuk, Patrice mengambil segenggam salju dibulatkannya dan dilemparnya kearahku, bwahhh..!!! Apa-apaan ini...??? Jadilah kami main lempar-lemparan salju sepanjang eskalator. Tiba diatas kami berjalan santai saja diatas salju, terlihat ekspresi orang-orang yang juga tampak begitu bahagia berada disini, anak-anak yang bermain dengan penuh ceria, canda tawa sembari menikmati luasnya hamparan salju disekeliling kita. 


















 


Ketika kita rasa cukup main diluar, kita masuk ke dalam ruangan untuk makan dan minum sambil istirahat sejenak di panorama self-service, cafe dengan panorama yang cantik, tampak pedesaan yang hijau kecil sekali dibawah sana. Lalu lanjut jalan mengelilingi bangunan bertingkat lima ini. Mulai dari melihat galeri, studio photo dengan pakaian tradisional swiss yang antrinya panjang, aku pengen photo juga sih tapi patrice gak mau, doi bilang aku sendiri aja, yaelah kalo sendiri mah ogaahhhh... wkwkwkkkk.... Lalu kami lanjut masuk ke GLACIER CAVE, ini adalah gua batu es, karna memang terbuat dari pahatan es yang membeku dibawah glacier. Agak gelap didalam sana tapi tetap ada beberapa lampu yang disediakan di beberapa titik sehingga memudahkan kita berjalan dan melihat detail dinding gua es batu ini. 


















Menjelang sore kita turun ke Engelberg dengan kabel car yang sama sewaktu baik tadi. Cable car berjalan menurun meninggalkan Titlis, kupandangi puncak titlis dengan perasaan syukur yang tiada terkira atas kesempatan melihat indahnya mahakarya Tuhan dipadu dengan kecanggihan teknologi dari insan ciptaan-Nya. 




XOXOXOXOXOXOXOXOXO










0 Comments:

Post a Comment