Friday, May 16, 2008

Rotterdam - Hari pertama di Belanda

Jembatan Erasmus
Perjalanan Paris-Rotterdam dengan kereta memakan waktu 3 jam dengan sekali stop di Brussel. Setibanya di stasiun kereta Rotterdam, sudah ada om Zainul yang menunggu kami. Om Zainul ini keluarga dekat dari pihak ayah yang memang sudah beberapa tahun tinggal di negeri kincir angin ini untuk menyelesaikan studi S2 nya. Bahagia rasanya jumpa sanak keluarga di negeri orang. 

Di kereta Paris-Rotterdam


ketemu Om Zainul
Setelah bercerita sedikit kami berjalan keluar stasiun dan berhubung siang itu perut belum diisi kami memutuskan untuk makan siang di sebuah cafe di seberang stasiun. Pemandangan dari kafe ini hijau menyegarkan, meski dalam ruangan bisa tetap lihat keluar karna dinding kaca, ada kolam yang berada di tengah taman membuat taman disekitar cafe menjadi terlihat asri. Kami pesan salad untuk makan siang, aku pesan yang mini tapi porsinya gede juga. Makan siang kami terasa asik dengan om zainul bersama kami. 


Makan Siang di Rotterdam
Makan siang pake salad
Selanjutnya kami berjalan menuju flat seorang teman si om, iya bukan langsung kerumah si om karna si om tinggalnya di Denhaag bukan Rotterdam. Si om jemput kami di Rotterdam supaya bisa sekalian bawa kami jalan keliling Rotterdam.  Sepanjang jalan dengan menarik bagasi ala ala backpacker kami, cukup terkesima akan asrinya kota ini. Banyak penghijauan, kanal yang bersih, begitu asri. Kami terus berjalan, menikmati jalan kaki, tadinya aku pikir dekat ternyata lumayan jauh. 


Pemandangan jalan kaki dari stasiun 


Pemandangan sepanjang jalan kaki

Tempat yang kami singgahi ini adalah mesjid yang menjadi salah satu tempat berkumpulnya pelajar muslim Indonesia di Rotterdam, dari luar tak nampak ini mesjid karna bangunannya seperti apartment dan diatas mesjid inilah tempat tinggal temannya si om. Kami masuk dari lorong samping menuju halaman belakang untuk naik ke tempat Bagindo tinggal. Yap, Bagindo panggilan bapak itu, urang awak yang juga sedang menyelesaikan studinya disana. Setelah berkenalan dan bercerita dengan beliau kami pergi lagi kerumah temannya si om yang lain, ternyata rencana si om kami akan menginap dirumah yang akan kami kunjungi ini bukan dirumah bagindo. Kerumah bagindo hanya untuk bersalaman, memperkenalkan buya dan umi yang merupakan kakak si om kepada temannya. Akhirnya dengan persetujuan bagindo kami memutuskan untuk nginap di tempat Bagindo saja walaupun tanpa kamar, hanya ruang terbuka begitu saja tapi ada kamar mandi dan dapur. 


Tempat kami menginap, flat 10 ke kanan
Kami pun pergi kerumah teman si om satunya lagi untuk bersalaman sekalian mengucapkan terimakasih atas tawaran menginap dirumahnya. Kami pergi dengan menaiki tram. Ternyata mereka adalah keluarga Indonesia yang sudah lama menetap disana. Begitu hangat sambutan mereka. Cerita makin seru dengan bertambahnya orang Indonesia di group kami. Teh yang disuguhkan pun terasa nikmat sekali, wangiiiiii, umi dan aku penasaran beli dimana, rencana mau kami bawa pulang ke Indo. Ternyata oh ternyata itu teh dibawa dari Indonesia... boahahahhaha... Itu Teh Prendjak! Lepas gelak tawa... Akhirnya kami berpamitan sembari kembali mengucapkan maaf tidak jadi menginap dirumah mereka dan terimakasih atas keramah tamahan mereka. 


Bertemu keluarga Indonesia 

Kawasan sekitar flat

Perjalanan kami lanjutkan berkeliling kota Rotterdam. Dengan tram kami berkeliling kota. Ada bangunan aneh terlihat di perjalanan, bangunan berwarna kuning yang design nya unik, mereka menyebutnya rumah kubus. Cafe banyak juga di kota ini tapi konsepnya beda sekali dengan kafe di Paris. Di Rotterdam ini terdapat salah satu universitas tersohor di dunia, Universitas Erasmus. Banyak mahasiswa dari penjuru dunia yang menuntut ilmu disini. 


Tram


di dalam tram


Om Zainul dan Patrice di tram

Air mancur Rotterdam


Rumah Kubus


Arsitektur unik lainnya

Kota ini termasuk kota yang modern namun tetap mempertahankan bangunan-bangunan tua yang ada. Tak luput kami mengunjungi jembatan Erasmus atau orang belanda menyebutnya Erasmusburg yang membelah kota Rotterdam bagian utara dan selatan, dibawahnya mengalir sungai Nieuwe Maas, jembatan ini juga menjadi salah satu ikon Rotterdam. Dengan desain yang modern jembatan ini terlihat megah berdiri di atas sungai yang bermuara di laut utara. Tampak di ujung sungai kapal-kapal besar bertengger. Rotterdam adalah kota pelabuhan dan menjadi pelabuhan terbesar di Eropa dan salah satu yang tersibuk di dunia. Dari Jembatan Erasmus kita bisa melihat bangunan-bangunan pencakar langit yang modern. Selain Jembatan Erasmus ini ada juga satu jembatan yang membelah sungai kecil di rotterdam ini, sungai kecil namun cukup dalam karna ada kapal-kapal yang melintas di sungai. Jembatan ini akan naik tiap kali ada kapal yang akan melintas dibawahnya. 

pose di depan jembatan erasmus


dengan background sungai Nieuwe Maas


Nieuwe Maas


Nieuwe Maas


di tepi Nieuwe Maas


di tepi Nieuwe Maas


jembatan yang bisa dibuka

Puas berkeliling kota kami kembali ke tempat bagindo. Dan betapa surprisenya kami, bagindo masak gulai padang untuk makan malam kami. Awww!!!! Macam mimpi!! Pokoknya makan malam saat itu istimewa sekali. Setelah seminggu di Eropa akhirnya bisa makan masakan urang awak. Ada nasi dan gulai ayam khas minang, nikmaaaaatttt sekali! Dan ini bener-bener resep urang awak! Top markotop! Ya Allah... sedapnyaaa....


Bersama Bagindo


Bersama Bagindo

Pagi harinya habis sarapan kami bersiap-siap berangkat ke Denhaag ke apartment om Zainul. Terima kasih yang sangat mendalam atas kemurahan hati bagindo yang dengan hangatnya menjamu kami selama dirumahnya. 



xoxoxoxoxoxoxoxo

0 Comments:

Post a Comment