Saturday, December 27, 2008

Taman Negara Malaysia


Liburan akhir tahun 2008 kami habiskan di Malaysia tepatnya di Taman Negara dan Pulau Tioman hingga tahun baru 2009. Sebelum berangkat ke 2 destinasi itu kami menginap 1 malam di hotel favorit Melia Kuala Lumpur, dan destinasi pertama kami adalah Taman Negara. 


Taman Negara berarti Taman Nasional atau National Park dalam bahasa Melayu. Taman Negara ini kabarnya merupakan hutan hujan tropis tertua di dunia, usianya diperkirakan lebih dari 130 juta tahun. Awalnya di tahun 1938/1939 Taman Negara ini bernama King George V National Park dan resmi berganti nama menjadi Taman Negara Pahang sejak Malaysia merdeka. Luas Taman Negara ini 4,343 km2  yang terdiri dari gunung, hutan dan sungai dengan titik tertinggi berada di Gunung Tahan altitude 2.187 m.


Untuk menuju Taman Negara yang berada di bagian negara Pahang kami menaiki bus sekitar 3 jam dari Kuala Lumpur menuju satu kota kecil yang dekat dengan Taman Negara, Jerantut. Dari stasiun Jerantut naik bus lokal ke terminal jetty di Kuala Tembeling sekitar 20 menit, selanjutnya dari sana kami lanjut naik jetty menyusuri hulu Sungai Tembeling menuju Kuala Tahan, lama perjalanan sekitar 2,5 jam. Pemandangan sepanjang aliran sungai tembeling adalah hutan tapi kurang menarik. 


Tibalah kami di Kuala Tahan, desa yang posisinya persis berada di pintu masuk Taman Negara, banyak warung terapung di sepanjang aliran sungai. Kami menginap di Woodland Resorts, setelah check in dan mandi, kami menghabiskan sore di salah satu warung terapung di tepi sungai. Di sebrang sungai, tampak satu aliran sungai lainnya yang bertemu dengan sungai tembeling yaitu Sungai Tahan yang berhulu dari Gunung Tahan. 

 


 

Keesokan paginya setelah sarapan di hotel, kami ambil permit untuk short trekking ke Bukit Teresek. Untuk menuju Bukit Teresek ada satu hal yang cukup unik yaitu berjalan di atas Canopy Walk di tengah hutan untuk melewati jurang-jurang. Canopy walk ini merupakan salah satu ikon favorit Taman Negara, jembatan gantung ini memiliki panjang 530 m dengan ketinggian 40 m dari permukaan tanah. Mantap sekali!!













Berada di tengah hutan hujan tropis merupakan suatu hal yang asing namun menakjubkan, dimana kita masih dapat melihat pohon yang usianya sudah ratusan tahun dan berbagai flora yang menghiasi hutan. Tak hanya itu, udara yang dihirup di dalam hutan hujan tropis ini pun beraroma khas. Trek pertama lumayan rata, selanjutnya lumayan curam jadi harus manjat-manjat. Aku sempat kena gigit pacat, wkwkwkkk... Sempat juga bergantungan layaknya tarzan, pertama kalinya lihat lipan yang super besar!! Di view point pertama kami istirahat sejenak sambil menikmati pemandangan hutan dan sungai tembeling. Dari view point pertama tadi masih harus berjalan beberapa menit lagi untuk tiba di view point utama, Bukit Teresek. Tiba di Bukit Teresek, gugusan pegunungan hijau bak karpet hijau yang tebal disuguhkan kepada kami. Cantik sekali!! Untuk pulang, guide membawa kami melalui jalur yang berbeda, jadi trek nya tidak membosankan. 

 










 

Awal dan akhir trek berada di Mutiara Taman Negara Resort. Resort ini bagus sekali dengan material bangunan dari kayu, sangat sesuai dengan lokasinya yang tepat berada di lahan pintu masuk taman negara. Restaurannya juga cantik berada di tebing sungai tembeling. Maka dari itu, untuk makan malam kami booking tempat untuk jam 5 sore (early dinner).





 

Di hari kedua, kami menelusuri hutan hujan tropis taman negara ini dengan menggunakan perahu yang dilengkapi dengan mesin. Mesin tidak selalu dihidupkan, kadang mereka hanya menggunakan kayuh. Perahu membawa kami masuk ke sungai tahan dan terus membelah sungai menuju hulu. Sensasi yang berbeda sekali menikmati keindahan hutan dari sungai. Ranting pepohonan di kanan kiri sungai membentuk sebuah kanopi rindang di sungai, refleksi pepohonan di sungai juga memberi sensasi yang damai, sesekali kami melihat rusa menyebrang sungai, lizard di pepohonan. Makin ke hulu suasana semakin magical. Rasanya seperti berada di hutan amazon yang aku lihat di film-film.










 

Perahu terus berjalan menyusuri hulu sungai hingga satu jam perjalanan, setelahnya perahu berhenti, Patrice dan aku lanjut berjalan menyusuri tepian sungai sepanjang 1200 meter menuju Lata Berkoh. Tak ada orang lain disini selain kami berdua, takut aku jadinya. Apalagi di jalanan berpasir itu banyak terlihat jelas jejak ular, takut lah aku pokoknya!! Sampe aku minta patrice balek aja ke perahu, gak mau lanjut jalan!! Tapi bukan Patrice namanya kalau untuk urusan seperti ini harus mundur. Akhirnya sampailah kami di Lata Berkoh, disini terdapat aliran sungai berbatu cadas yang bertingkat-tingkat baik di sungai maupun di tepiannya. Dengan adanya bebatuan cadas bertingkat-tingkat di aliran sungai membuat aliran sungai menjadi seperti air terjun kecil dan dibawahnya terdapat kolam yang sepertinya cukup dalam. Tapi aneh, warna airnya serem gitu kulihat, hitam!!! Makin takut aku jadinya. Kami duduk di atas batu cadas memandang sungai dan menikmati hutan disekeliling, hening sekali, hanya suara air, angin, burung dan beberapa serangga. Hening sehening-heningnya!! Another world!!







Beberapa saat kemudian kami berjalan kembali ke perahu. Bertemu beberapa orang di tempat perhentian perahu membuat hatiku bahagia sekali rasanya. It’s like.. Ohh yeah there is a life!! Hahahhahaa.... Perahu kami pun kembali bergerak menuju hilir sungai untuk kembali ke Kuala Tahan. Pemandangan hutan dari perahu sungguh mampu membuatku terpikat. 



 

Tiba di kuala tahan kami langsung makan siang di salah satu restauran terapung sebelum akhirnya kembali ke hotel untuk mandi dan istirahat.


Pagi harinya kami bersiap meninggalkan Taman Negara. Menuju Jerantut kami pilih naik bus, tidak jetty seperti waktu datang. Ternyata ongkosnya lebih murah dan waktu tempuhnya lebih cepat, hanya 90 menit!! Dan kami lebih suka pemandangan dengan bus daripada dengan jetty.  Selanjutnya dari Jerantut kami naik bus menuju Kuala Lumpur. Di Kuala Lumpur kami akan menginap 1 malam sebelum melanjutkan perjalanan ke Pulau Tioman. 



xoxo,