Saturday, September 9, 2017

Selang Pangeran bersama sahabat


Wiken hari raya haji lalu kita pergi ke Selang Pangeran. Ada sahabat yang dadakan ngajak main kesana. Alhasil beli sayur/lauk bungkus aja, nasi uda masak dirumah. Nasi bawa yang banyak karna resiko lapar habis mandi sungai itu pasti terjadi. Kebetulan ada lemang yang kemaren dimasak barengan tetangga, itu juga kita bawa, ada pisang raja juga yang baru panen kita bawa sesisir, beberapa snack ringan juga kita bawa dan air putih tentunya. Tak lupa baju gantiii.... Yap, wajib itu, sayang kalo tak mandi sungai!



Sebenarnya Selang Pangeran itu apa sih? Oke baiklah saya coba jelaskan.. Selang Pangeran itu nama sebuah dusun yang terdapat di aliran sungai landak. Sungai landak sendiri terkenal dengan keindahannya, sungai kecil yang airnya jernih mengalir lembut diatas kerikil-kerikil kecil yang  berwarna. Berbeda dengan sungai bahorok yang arusnya deras dengan bebatuan besar, sungai landak berarus kecil dengan bebatuan mungil, namun begitu tetap ada lubuk dimana kita orang dewasa bisa berenang tanpa kaki harus terhantuk ke dasar sungai. Selang Pangeran berjarak sekitar 5km dari Bukit Lawang, lokasinya jauh dari perumahan penduduk, desa yang terdekat Timbang Lawan atau orang biasa menyebutnya Pulo Pisang. Disini hanya terdapat beberapa rumah/pondok untuk orang yang menjaga ladang. Namun bagi yang mau menginap, tak perlu khawatir karna sudah ada beberapa penginapan disini. Untuk para pencinta trekking, bisa memulai trekkingnya ke taman nasional dari selang pangeran ini karna memang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Gunung Leuser. Cantiknya pemandangan dan nyamannya suasana membuat kita betah berlama-lama disini, berenang atau sekedar bersantai menikmati pemandangan.


Untuk pergi ke Selang Pangeran hanya bisa diakses dengan sepeda motor, kalau mau jalan bisa sih 2km, sementara mobil hanya bisa sampai di desa Pulo Pisang. Dari desa ini inilah kita akan bergerak menuju Selang Pangeran, dimulai dengan menyebrang sungai bahorok, lalu melewati ladang bambu, ladang karet, ladang sawit dengan jalanan selebar kurang dari 2m, sebagian jalan ada yang dicor semen. Saat musim hujan jalanan yang tidak dicor semen licin sekali, jalanlah pelan-pelan kalau tidak mau tergelincir, kalo boncengan turunlah sebentar apalagi pas di tanjakan. 



Hari itu, kita sangat beruntung karna cuaca cerah padahal biasanya sore sudah turun hujan. Lumayan banyak orang yang datang hari itu jadi ada warung yang buka, cocok untuk ngopi-ngopi habis makan siang. Biasanya kalau hari sunyi, warungnya tutup. Nah, sekarang bayangkan seruput kopi kamu di pinggir sungai sambil duduk lesehan diatas bebatuan kerikil yang dialas kain, lihat hutan, lihat aliran sungai, liat anak-anak bermain, dengarkan suara sungai mengalir, dengarkan suara alam.. burung, gibbon, serangga, dan lainnya.. ngobrol ngalor ngidul bersama sahabat, hiasi gelak tawa.. apa yang kamu rasakan? nikmat sekali bukan? Jadi, nikmat Tuhan mana lagi yang bisa kita dustakan? 



Begitulah wiken kami berlalu.. Anak-anak puas bermain dan berenang, dan saya puas menghabiskan waktu bersama sahabat sambil menikmati indahnya pemandangan dan merasakan nyamannya hati ini. Eeaaakkk......

Oh iya, kalau mau lihat video singkat perjalanan kami ke Selang Pangeran ini bisa klik Selang Pangeran




XOXOXOXOXOXOXO

0 Comments:

Post a Comment