Monday, December 31, 2018

Azan’s 8th Birthday Pirate Celebration


Once you have promised your child something, it is very important that you keep your word. A promise is a promise.

Here it is, birthday celebration for a happy and golden hearted boy, Azan.
 
• The Invitation •
Request si azan tema Bajak Laut. Yang diundang hanya 8 teman terdekat di dekat rumah. Awalnya aku bilang gak usa pakai undangan karna ini cuman acara kecil-kecilan. Tapi katanya, harus pake undangan biar dapat kado. Oke, baiklah... Mulai cari ide di Pinterest, print out template undangan nya dan ditempelkan ke kardus bekas yang digunting sesuai ukuran template.
 

• The decoration •
Pernak-pernik bajak laut mulai dikerjain H-2, mulai dari ngeprint segala printilan, photo copy worksheets, buat pedang, buat topi, penutup mata, perahu, gunting menggunting dan tempel menempel. Syukurlah ada 1 adikku yang datang dari Medan dan bisa bantu dalam hal gunting menggunting dan tempel menempel. Masak muffins dan nasi goreng untuk goodie bags. Masak cake, rencana cuman buat 1, tapi anak muda request 2 cake, 1 muka bajak laut dan 1 lagi kapal. Udah jadi, dia heran kenapa kue kapal nya lebih mirip mobil daripada kapal laut? Hahhaaa.... udah lah nak, yg penting jadi 🤪 Seandainya si anak muda tak makan chocolate sticknya pasti masih bisa buat pagar2 diatas kapal 🤣 namun apa daya, tinggal 2 batang yg berhasil aku selamatkan, dan jadilah 4 penyeimbang kapal di kanan dan kiri.
 

• The Birthday Pirate’s Captain •
Selamat ulang tahun, kapiten!
 
 
• The activities •
Menggambar ekspresi muka bajak laut di wajah yang masih kosong dan ada juga kegiatan menggambar dengan menghubungkan titik titik mengikuti nomor secara berurutan sehingga jadilah sebuah gambar.
 

• The Activities •
Mencari HARTA KARUN
Dengan peta yang aku siapkan, anak-anak diminta mencari harta karun. Semangat kali orang itu! Gitu harta karun ketemu, beberapa anak nyeletuk, “Nasi Goreng rupanya, aku pikir mainan” Hahahhaaaa...
 

• Opening The Gifts •
Dapat kado adalah hal yang paling ditunggu si azan kalo pas ulang tahun. Ada kawan-kawannya yang ngasih amplop, dia protes langsung ke kawannya: “Kok amplop? Aku kan mau kado, bukan amplop!”🤣🤣 Banyak kado buku tulis yang dia terima, dia kembali protes : “kok buku semua kado kelen??!!!” 🤣🤣 Aduhhh... Maafkan anakku yaa...


• The Captains Gathering •
Jadi, tadi di awal cerita hanya undang 8 anak aja kan? Kok jadi double??? Inilah anak-anak, ulang tahun jadi momen kumpul favorit mereka. Sebelum acara dimulai, pas ngeliat rame kali yg datang, si azan sempat agak nangis karna rame kali yg datang, dia gak mau rame kek gitu katanya. Aku coba jelasin, dan dia bisa terima.
 

• The Captains •
Here they are.. All the captains!!
Thank you for coming, mates!
AaRrrrGggHhhh......!!!!!!!

.....
.....
 
 
Sehari setelahnya mamak tertidur bak beruang di musim dingin, sepertinya balas dendam 2 malam begadang 🤭🤪🤣 Namun jujur, capek terbayarkan tiap kali lihat photo ini.
 
 
Cheers,
 

 

Wednesday, December 5, 2018

Putu Ayu...!!!


Sudah lama niat untuk bikin kue Putu Ayu tapi selalu tak jadi. Bertepatan kemarin, ada challenge photo di Instagram dari Upload Kompakan dengan tema Makanan yang Berwarna Hijau. Jadilah mantapin hati untuk segera eksekusi kue Putu Ayu untuk yang pertama kalinya. 
  • Pagi jam 8 sudah kukur kelapa, petik daun pandan dan suji, diblender trus disaring, kelapa untuk topping juga uda dikukus. Dengan didampingi sang resep, proses memasak pun dimulai, timbang bahan,  remas santan dan ready dengan tahap selanjutnya mixer telur dan gula
  • Mixer dihidupkan suara aneh kayak monster lagi teriak, trus mendadak gak mau putar mixernya tapi masih bersuara, suara mixer makin meringis mintak ampun tolong dimatikan, bau bakar mulai tercium dan tampak keluar asap. Tewaslah si mixer...
  • Bingung juga mau diapakan itu telur ama gula yang uda menyatu. Mau beli baru harus ke bahorok yang kalo kesana minimal setengah jam dengan kereta (baca : motor), mau pinjem tetangga gadak di rumah orangnya. Pening lah pala edak...
  • Berhasil ngebujuk suami makan siang ke pantai untuk refreshing.. hahahaa... (hsssttttt...!!!!)
  • Semua bahan dan adonan yang mau dikerjain tadi simpan dulu di kulkas sambil nyari inspirasi di sungai bahorok.
  • Pulang dari pantai, keluar ide minjem mixer kakak tukang buat bolu yang rumahnya gak terlalu jauh dari rumah. Dikasihnya lah pinjam, senang kali lah hati ini, secara ini kue perdana harus semangat.
  • Mulai lagi nge mixer, campur bahan-bahan, heran, kok pucat kali hijaunya??? Padahal uda campur daun pandan dengan daun suji, tuang lagi air pandannya, masih pucat juga, dimasukkan semua air pandannya alhasil jadi keenceran, tambah lagi tepung dan enggak taulah apa jadinya, bibir uda miring liat adonan tepung yang gak cantik. 
  • Adonan dimasukin cetakan, kukus dan matang. Ngeliat warnanya pucat kali, akhirnya sisa adonan ditambah sedikit pasta pastan dan jadi lebih cantik warnanya.
  • Trusss pas mau dikeluarin dari cetakan, payah ampun!! Padahal uda dioles minyak lhoo... Dicongkel-congkel lah pake tusuk sate dan begitulah penampakannya.
  • Pas dimakan, aneh rasanya!!! Kata suamiku, harus lapar baru bisa makan ini!!! 😱😱😱 Hahahahaaa..... 🤣🤣🤣

Dengan begini, masih layakkah dia disebut Putu Ayu??? 



Tuesday, July 3, 2018

Berbuka puasa dengan bubur sup ikonik Mesjid Raya Medan


Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Berbuka puasa adalah waktu yg dinanti-nanti bagi semua yang menjalankan ibadah puasa. Alhamdulillah ramadhan tahun ini Allah beri langkah untuk dapat berbuka di masjid kebanggaan orang medan "Masjid Raya Al-Mashun" atau yang lebih dikenal dengan Masjid Raya Medan.

Tuesday, May 8, 2018

Pengalaman terbang bersama bayi



Usia Azan 11 bulan ketika pertama kali naik pesawat, dan langsung naik penerbangan panjang (long-haul flight) ke Paris sana. 

Awalnya nervous juga karna ini adalah penerbangan perdana kami dengan bayi. Sibuk cari informasi di google, tanya-tanya kawan tentang pengalaman mereka terbang bersama bayi. Namun sematang apapun persiapan, akan ada celah yang membuat cerita traveling kita punya cerita tersendiri. Seperti pengalaman kami berikut ini.  

  • Tiket Pesawat
Pemesanan tiket kami lakukan 3 bulan sebelum keberangkatan langsung di kantor Malaysia Airlines di Hotel Danau Toba Medan. Jadwal keberangkatan sore dari Medan dan tengah malam dari Kuala Lumpur. Ini sangat membantu karna sesuai dengan jadwal tidur si azan sehingga ia bisa bobok di pesawat. Tempat duduk juga langsung kami pesan di bagian paling depan kabin lengkap dengan bassinet untuk bayi. Untuk harga tiket bayi dibawah 2 tahun adalah 10% dari harga tiket dewasa. Bayi tidak dapat tempat duduk tapi dapat bassinet atau dipangku orang dewasa jika bassinet tidak muat lagi. 

  • Check list perlengkapan Bayi
Check list wajib untuk memastikan apa saja yang harus dibawa di dalam pesawat. Berikut hasil checked lists isi tas anak bayi kami :
  • 3 baju ganti
  • Jaket/ Selimut/ Kaos kaki/ Kupluk
  • Makanan
  • Mainan
  • Obat demam/ minyak kayu putih/ telon
  • Pampers 
  • Tissue basah/ kering
  • Sapu tangan handuk
  • Tadah makan
Untuk poin makanan aku coba jabarkan lagi karna mencakup makanan utama, snacks dan minuman. Untuk makanan utama sudah disiapkan dalam bentuk puree dan dimasukkan dalam 2 toples mini, hitungannya untuk makan malam ketika kami transit di Kuala Lumpur dan untuk sarapan di pesawat mengingat nantinya jam sarapan azan belum masuk waktu jam sarapan di pesawat. Selain makanan utama itu ada juga cemilan bayi (Gerber) yang kami bawa serta cangkir botol kalau azan mau minum air putih. Azan tidak minum sufor, jadi tidak perlu repot-repot bawa sufor. 

  • Di Bandara
Datang lebih awal walaupun sudah booking seat, jadi bisa tetap santai waktu check in dan boarding. Ini terbukti waktu kami di bandara Medan (dulu masih Polonia) dan jam-jam pertama waktu transit di Kuala Lumpur, gak ada yang namanya kata buru-buru. Bahkan kami masih bisa santai di MAS Golden Lounge karna waktu transit yang lebih dari 5 jam.


memperhatikan tiap sisi bandara

Kalo terburu-buru bikin bayi jadi ikutan panik dan kita makin nervous. Ini terbukti juga waktu kami mau boarding pesawat ke Paris. Jam di MAS golden lounge waktu itu sudah menunjukkan kami harus segera masuk waiting room, tapi Patrice tetap berpatokan ke jam di laptopnya. Berulang kali aku bilang gak mungkin jam di bandara ini nokoh, keukeuh juga doi dengan jam di laptopnya yang betul. Sampai akhirnya doi nyerah ikut cakapku tapi kayak terpaksa gitu. Kembali dari toilet baru doi seperti tersadar kalo kami memang TERLAMBAT! Alhasil langsung tancap keluar lounge, lari-lari menuju bording gate sambil dorong stroller Azan. Azan yang awalnya tidur jadi kebangun, dia nangis minta gendong. Aku gendong Azan sementara Patrice dorong stroller berisi tas azan. Tiba di boarding gate semua penumpang sudah hampir masuk pesawat. Padahal kalo kita on time, penumpang dengan bayi kan jadi prioritas. Asli kami ngos-ngosan! Pesan moralnya jangan ngeyel! 

  • Stroller
Stroller hanya diperbolehkan sampai depan pintu pesawat. Sebelum masuk pesawat stroller dilipat dan kita letakkan di depan pintu pesawat, nantinya awak kabin yang akan memasukkannya ke dalam pesawat dan sewaktu tiba stroller bisa diambil kembali di depan pintu pesawat. Tapi sewaktu mau pulang dari Paris menuju Kuala Lumpur, stroller Azan dihitung sebagai bagasi karna agak gede. Stroller baru bisa diambil di destinasi akhir Medan. Alhasil mulai dari check in bagasi di Paris sampai transit di Kuala Lumpur yang bandaranya besar sekali, kami gantian gendong Azan. Jadi tipsnya, pilihlah stroller yang tak terlalu gede. 

  • Di Pesawat
Penerbangan perdana Azan dengan rute Medan-Kuala Lumpur yang kurang dari 1 jam berjalan lancar. Dimulai dengan antusias si Azan melihat seisi pesawat, lalu pramugari memberi seat belt tambahan untuk bayi dan memberi tahu cara memakainya serta prosedural lainnya terkait dengan bayi. Selama take off/ Landing Azan selalu aku kasih tete supaya telinganya gak sakit dengan perubahan tekanan udara dalam kabin. Dan berhasil! Azan santai sekali waktu posisi take off/landing. Selama di pesawat, Azan hanya sibuk main dengan kami, sesekali manjat bangku untuk memantau atau lebih tepatnya 'tebar pesona' ke orang-orang di bangku belakang.

Rute Kuala Lumpur-Paris
Karna terlambat, kami serba terburu-buru dan nervous, Azan jadi rewel, seperti protes gitu sama kita. Dan bener aja, gitu kami berdua coba tenang dan rilex, mood si azan juga berubah kalem. Tapi gak lama rewel lagi, ternyata perutnya kembung mungkin karna waktu digendong sambil lari-lari tadi bajunya ketarik keatas. Setelah perut dan badannya aku gosok minyak kayu putih, dia kembali tenang.

Pramugari memberi seat belt tambahan untuk bayi dan memberi tahu cara memakainya, dapat pampers dan makanan bayi Puree Heinz. Pramugari juga memberi tahu kami segala hal yang dibutuhkan bayi seperti penghangat makanan, tempat penyimpanan makanan sampai susu juga mereka sediakan dan cara penggunaan bassinet yang nantinya akan mereka pasang, dimana jika lampu tanda pasang sabuk pengaman dihidupkan, maka si bayi harus dikeluarkan dari bassinet dan kita pangku dengan seat belt. Crew pesawat ramah dan sangat membantu. 

Kami duduk di bagian depan kelas ekonomi sebelah jendela dengan 2 seat jadi bebas keluar masuk kursi tanpa mengganggu penumpang lainnya. Bassinet belum dipasang, sewaktu take off/ landing azan aku pangku dengan seat belt tambahan untuk bayi dan selalu aku tetein supaya telinganya gak sakit dengan perubahan tekanan udara dalam kabin.

Tidak lama bassinet dipasang dengan cara digantung di dinding depan tempat kami duduk, Azan yang sudah tidur diletakkan di bassinet. Bassinet nya pas-pasan sekali untuk dia, ujung kaki hampir menyentuh dinding bassinet. Kami makan malam dengan santai dan nonton satu film sebelum aku tidur. Patrice masih terus nonton. Selama 6 jam pertama Azan bangun sekali aja buat tete. Nah, waktunya dia bangun pagi (sekitar jam 6 pagi wib) tapi kami sudah berada diatas belahan dunia lain yang masih malam, dalam kabin pesawat juga masih gelap. Mungkin karna heran liat suasana masih gelap dan orang-orang masih pada tidur, Azan pilih tete aja sambil main-main di pangkuanku. 


Waktunya Azan ke toilet. Nah untuk gantiin pampers ke toilet aku agak nervous nih karna toiletnya kan kecil dan dengan pesawat yang kadang goyang buat imajinasiku lebih parah dari anak-anak. Tapi alhamdulillah walau toiletnya kecil tapi semua lancar aja, lancar dari apa yang pernah aku bayangkan. Sebelum bawa si Azan ke toilet, aku survey dulu toiletnya, liat bagaimana situasi dan strateginya nanti. Ternyata ada meja lipat untuk ganti pampers bayi, aku gak pernah perhatikan itu sebelumnya. Kuncinya, kita harus tenang dan pelan-pelan aja. 

Habis pup Azan minta jalan-jalan. Patrice bawa Azan jalan bolak balik sepanjang koridor, sepertinya dia mau sapa orang-orang tapi dia liat masih pada tidur dan ada yang fokus nonton. Habis jalan, Azan makan lalu main-main di pangkuan ayahnya, nonton film juga sebentar sebelum akhirnya dia minta tete dan bobok lagi. Dan aku pilih nonton aja, gantian Patrice yang giliran tidur. 

Ehhh pas si Azan bangun, langsung mau duduk aja dia di bassinet itu (untung pake belt), satu penumpang disebelahku sampai refleks berdiri mau tangkap si azan karna takut si azan akan jatuh. 

Waktu sarapan, azan ikut sarapan dengan kami. Dia makan roti dengan butter, buah juga. Habis sarapan jalan-jalan terus sambil ditatih ayahnya di koridor, berhenti di tiap sisi tempat duduk penumpang dan kasih senyum dengan ramahnya. He is so adorable!! Baca buku dan mainin mainannya. Intinya selama dalam pesawat, azan sangat kooperatif. Oh ya, keuntungan duduk bagian depan ini adalah tempat kaki yang lapang jadi kalau anak mau main di bawah bisa tetap dalam pantauan kita.

mainin tali sepatu ayahnya
  • Pakaian
Pakaian sebenarnya sudah masuk dalam sub topik Tas Bayi. Tapi disini aku mau lebih spesifik lagi tentang model baju si bayi selama di perjalanan. Saranku, pakaikan bayi dengan pakaian model jumper untuk menghindari perutnya terbuka yang bisa menyebabkan perut bayi kembung. Disini aku lengah, pada saat berangkat aku pakaikan azan baju atasan dengan celana, tapi yaitu suka ketarik keatas bajunya. Alhasil, perutnya jadi agak kembung. Setelah aku olesin minyak kayu putih, azan banyak buang angin, perutnya kembali normal dan dia jadi tenang. Jadi, aku pikir baju/singlet model Jumper lebih aman dipakai bayi. Untuk cara pemakaiannya aku pikir bebas, bisa langsung baju jumper itu yang dipakai si bayi atau bisa juga hanya sebagai dalaman bajunya, karna intinya disini menjaga perut bayi jangan sampai terbuka.

Begitulah pengalaman kami terbang pertama kalinya dengan bayi. Kesimpulannya, mood kita sebagai orang tua berpengaruh besar terhadap si bayi. Jika kita tenang dan menikmati perjalanan itu, maka si bayi juga akan merasakan hal yang sama. 


Traveling with baby is fun and challenging!



xoxo,




Saturday, April 28, 2018

Ayo ke Bukit Lawang!


Bukit Lawang, berada di pintu masuk Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di barat laut kota Medan ibukota Propinsi Sumatra Utara. Jaraknya kurang dari 90 km dari Medan, tapi jangan berharap bisa sampai dalam waktu katakanlah 1 jam, kalian butuh +/- 3 jam untuk tiba disini. Kenapa? Alasan masih sama dengan dulu, jalan yang jelek, selalu saja ada yang rusak. Bagus di sini, rusak di sana dan sebaliknya. Tapi hutan di sini masih cantik, percayalah! 

Saturday, April 21, 2018

Fenomena Mati Lampu

Photo Source : Pixabay

Hampir 10 tahun aku tinggal di Bukit Lawang dan sejak itulah hashtag mati lampu menjadi yang paling fenomenal di kampung kami dan sekarang rasanya aku (bahkan mungkin semua orang disini) uda mulai males untuk buat hashtag itu lagi, kami lelah la wee.. cukup lelah... cuman bisa naikin alis, naikin bahu dan geleng-geleng kepala. Oh iya hashtag itu cuman bahasa klise aja, makna sebenarnya merepet. 

Sunday, April 8, 2018

Cerita Gigi Susu dan Petite Souris



Anak-anak tumbuh dengan begitu cepat, tanpa kita sadari bajunya uda gak muat lagi, uda ke sekolah, makin tinggi, trus gigi susu nya satu persatu copot. Dan saat gigi susu pertama bergerak, inilah salah satu LITTLE BIG MOMENTS. Sebuah hal kecil namun merupakan momen besar. 

Saturday, March 31, 2018

Kasih ibu sepanjang masa, kasih anak sepanjang galah



Rutinitas pagiku masih diisi dengan mengantar anak ke sekolah dan menunggunya sampai pulang, tidak lama hanya 2 jam. Duduk di kantin sekolah memberi kesempatan bagiku untuk bertemu banyak orang, masing-masing dengan karakternya dan cerita hidupnya. Seminggu ini 2 kali aku mendengarkan curahan hati seorang ibu tentang anaknya.

Kemarin aku dipertemukan dengan seorang nenek tua renta yang badannya bungkuk. Rumahnya tidak jauh dari sekolah, dan pagi itu dia ingin membeli sarapan lontong di kantin. Sambil menunggu nenek kantin siapkan lontong, ia bercerita kepada kami yang duduk di kantin tentang gundah gelana hatinya. Di usianya yang hampir menginjak 80 tahun ada satu kekhawatiran yang selama ini beliau pendam. Seorang anak laki-lakinya (hampir 50 tahun) yang belum/tidak mau menikah, perasaannya seperti dingin terhadap perempuan. Si nenek dengan jelas mengatakan bahwasanya beliau tidak akan bisa pergi meninggalkan dunia ini dengan tenang jika belum melihat anaknya itu menikah. Dan rasa tanggung jawab sebagai orang tua juga belum bisa lepas darinya jika si anak belum menikah, beliau tidak bisa hidup tenang. 


Friday, March 23, 2018

KITAP Unlimited - Kitap Seumur Hidup


Menjelang wiken gini asyiknya memang ngomongin traveling atau hal-hal yang tak terlalu berat, ringan aja, santai. Namun jujur kali ini aku lebih tertarik ngomongin birokrasi! (Apaaaa???? Hadehhhh... yang bener aja kak??!!! ) Ya iyalah dek, sesuai judul. 

Friday, March 9, 2018

1 2 3 4 Hari di Berastagi


Sore itu aku dan teman2 (Ros, Marie dan Papi Michel) lagi kongkow di Ecolodge Bukit Lawang karna ada Ros yang datang dari Bali. Dalam obrolan seru sore itu tercetuslah ide untuk jalan-jalan ke Berastagi. Sepertinya Ros dan Berastagi memang jodoh, 2 hal yang menjadi sejoli bagi kami. Karna itulah mumpung Ros disini kami buat rencana jalan ke Berastagi.