Friday, March 9, 2018

1 2 3 4 Hari di Berastagi


Sore itu aku dan teman2 (Ros, Marie dan Papi Michel) lagi kongkow di Ecolodge Bukit Lawang karna ada Ros yang datang dari Bali. Dalam obrolan seru sore itu tercetuslah ide untuk jalan-jalan ke Berastagi. Sepertinya Ros dan Berastagi memang jodoh, 2 hal yang menjadi sejoli bagi kami. Karna itulah mumpung Ros disini kami buat rencana jalan ke Berastagi. 


Hari Pertama

3 hari selesai kongkow itu kamipun berangkat ke Berastagi. Kami berangkat berenam, ada aku dan azan, marie dan rayan, ros dan papi michel. Berangkat jam 6 pagi dari bukit lawang, jam 7.30 sarapan di Binjai, lalu lanjut ambil jalan pintas dari Binjai (tanpa lewat Medan) ke pancur batu dan jam 10.30 sampailah kami di Wisma Sibayak Berastagi. Sepanjang perjalanan hanya Rayan (anak Marie) yang muntah di rute Bukit-Binjai. Namun, begitu mobil parkir di hotel, si Azan pun MUNTAH!!! Welcome to Berastagi, Azan! 


Sampai hotel kami istirahat sebentar, susun tas, dan minum teh, azan dan rayan sempat makan pancake coklat juga, mungkin lapar habis muntah tadi. Cuaca agak hangat tidak terlalu dingin. Marie dapat kamar dengan sharing bathroom, papie juga dapat yang sharing bathroom, sementara aku dan ros dapat yang private bathroom, tapi karna kami sharing kamar, jadi biaya per malamnya per orang hampir sama dengan yang sharing bathroom. Yes, masih di budget backpacker! 

Selanjutnya Ros bawa kami ke Pajak Singa, kami naik angkot, jauh juga rupanya pajak singa itu, aku pikir masih di Berastagi ini juga ternyata di Kabanjahe! Oalahhh Ros Ros... Kabanjahe rupanya. Ke pajak singa rencananya mau hunting baju di "butik" aka monza, Ros bilang cantik2 dan murah meriah disana, mulai dari baju sampai pernak pernik dapur. Hati siapa yang tak tertarik mendengar barang2 dapur... boahahahhaaa.... kami berjalan menyusuri pajak, awalnya hanya pajak biasa yang menyuguhkan sayuran dan buah, masuk ke dalam barulah dapat pajak monza nya, pakaian, sepatu.. tapi gak jadi liat bagian dapur, ngerasa capek banget truss agak segan juga karna bawa Marie dan Papie, takutnya mereka bosan, apalagi kami memang belum makan siang. Oh iya dari pajak ini kelihatan gunung sinabung. Azan dan Rayan semangat liat volcano dan sejumlah pertanyaan tak henti2 nya mereka lontarkan. 











Gunung Sinabung

Kembali ke Berastagi dan kami ke daerah tugu pahlawan untuk makan siang. Selesai makan siang kami berjalan ke arah pajak buah untuk naik kuda di area taman mejuah-juah. Kami melewati pajak buah dan menyegarkan mata dengan kilau buah yang berwarna-warni. 







Sampai di taman mejuah-juah langsung naik kuda, Rayan dan Marie sudah pilih kuda, Azan juga minta naik kuda tapi aku bilang kalo mau naik sendiri karna bunda gak mau naik kuda dan dia bilang oke. Jadilah si Azan naik kuda sendiri. Sempat terharu juga aku, kok berani kali ya anak ini naik kuda sendiri???!!



Memang tahun lalu waktu kami naik kuda di Berastagi ini juga, Azan santai sekali diatas kuda, bundanya yang gamang mintak ampun, sampai mau minta seat belt segala! Hahhahahaa..... Jadilah 2 kuda berangkat mengelilingi taman mejuah-juah dengan harga 50k/kuda. Sementara itu papi michel jalan disekeliling taman, aku dan ros liat2 bunga yang banyak dijual di taman ini. Begitu para penunggang kuda tiba, aku makin surprise dibuat si azan karna kudanya bukan cuman jalan tapi lari, dan dia santai aja!! Selesai naik kuda kami sempatin berpose dengan kuda2.. cekrek cekrek cekrek..!!!! Lalu kami pun pulang ke hotel, sebelum kembali ke hotel kami mampir di pajak buah dan pajak bawah untuk cari buah2an. 


Sampai hotel istirahat, rencana mau makan malam di pasar kaget tapi karna hujan dan mati lampu batal deh, makan di hotel aja jadinya. Hujan dan mati lampu ditambah udara yg super dingin buat kami pengen cepat2 tidur. Oh iya, di kamar sebelum tidur, sebelum Ros masuk kamar, Azan bolak balik nanya ke aku apakah gak apa2 kalo kita satu kamar ama buk ros??!! Hahhahaa.... 


Hari Kedua

Bangun pagi segarrrrr.... Senang sekali rasanya karna cuaca tidak terlalu dingin seperti tahun lalu kami kemari, dimana saat itu kalo uda sore aku hanya berkurung dikamar dengan jaket 2 lapis, kaos kaki tebal dan selimut double sampai pagi karna kedinginan. Kali ini enak, dingin tapi hanya perlu kaos kaki dan jaket saja, tidak terlalu ekstrem. Maka pagi itu aku mandi pake air dingin aja. Azan belum mau mandi, mandi air panas aja katanya. 

Oke, rencana kami di hari kedua ini adalah ke Pemandian air panas lau sidebuk-debuk dan Kebun Strawberry. Selesai sarapan kami berangkat ke lau sidebuk-debuk dengan naik angkot KT dari depan pajak bawah. Sampai disana kami langsung mandi air panas, Azan dan Rayan pertama masih agak takut karna airnya panas, tapi akhirnya Rayan mau main air di pinggir aja sementara Azan lebih berani masuk ke kolam. Dari kolam kami bisa menatap langsung gunung sibayak. Lagi lagi Azan dan Rayan adalah orang yang paling curious bertanya tentang gunung berapi. Disinilah juga kesempatan memberi pengetahuan ke mereka bagaimana air disini bisa jadi panas. Selesai mandi kami makan di cafe yang memang masih berada satu kompleks dengan kolam air panas ini. 




Dari lau sidebuk-debuk kami kembali naik angkot, kami putuskan untuk sedikit berjalan sambil nunggu angkot, karna memang angkot tidak selalu ada, tak lama angkot muncul dan kami melaju ke simpang tugu jeruk. Dari tugu jeruk kami ganti angkot sigantang sirah menuju kebun strawberry di desa Barus Jahe. Kami cuman bilang ke supir untuk turunkan kami di kebun strawberry petik sendiri. Karna ada banyak  kebun strawberry yang menawarkan petik sendiri. 



Kebun Strawberry!!! 
Azan dan Rayan siap dengan keranjangnya untuk panen strawberry. Keduanya tampak riang gembira, memilih dan memetik sendiri strawberry-nya. Tak ketinggalan aku, ros, marie dan papi michel juga ikutan petik dan icip2 strawberry-nya. Petik2 buah memang jadi kegiatan yang menyenangkan buat anak2 tapi bukan berarti mereka mau makan buahnya. Seperti Azan, dia gak mau makan strawberry nya lho, alasannya belum dicuci, nah giliran uda dicuci tetap juga kok gak mau dia makan, alasannya untuk ayah aja. 








Panen selesai ketika keranjang anak2 penuh, strawberry ditimbang, masing2 Azan dan Rayan dapat 1,5kg dan harga per kilo 70rb. Ehh tetiba Papi Michel bilang kalo dia yang akan bayar strawberry Azan dan Rayan! Merci Papie..!! 





Dengan menenteng kresek penuh strawberry kami berjalan mencari angkot dan kembali ke hotel. Strawberry dikeluarkan dari kresek, dicuci dan digelar diatas koran yang kami minta dari hotel. 

Dan dengan bau belerang yang masih menempel tajam di badan dan baju yang kami pakai, maka aku dan azan mandi lagi di hotel tapi dengan air panas. Di kamar mandi hotel tidak tersedia air panas, tapi kalo mau mandi air panas ada satu kamar mandi sharing diluar yang khusus untuk mandi air panas, cukup bayar 10k saja. Jadilah record dalam sehari aku 3x mandi di berastagi. Biasanya paling 1x sehari aja atau lebih parah tahun lalu, aku cuman mandi sekali di hari kedua dan pas mau pulang aja. Azan??? Sama aja dengan bundanya! Hahhahaaa....

Malam harinya kami jalan kaki keluar untuk makan malam di pasar kaget. Tak lupa juga pesan burger favoritnya azan di pasar kaget ini. Aku pesan nasi dan ikan bakar yang juga dilengkapi dengan sedikit sup. Ros, Papie dan Marie pesan sup lembu. Azan dan Rayan pilih untuk makan burger saja. Air minum di ceret panas sekali, tapi tak lama untuk tunggu jadi hangat kuku siap minum karna udara yang dingin. Selesai makan malam kami kembali ke hotel, bercerita sebentar di resto sambil ngeteh lalu masuk kamar tidur pulas. 


tugu pahlawan



Hari Ketiga

Rencana hari ini ke kebun sayur dan bukit gundaling. Dari hotel kami jalan ke tugu pahlawan lalu naik angkot keatas. Sekitar 10 menit kami sampai di area perkebunan sayur, terlihat cantik sekali hamparan ladang sayur di perbukitan landai dengan udara yang sejuk tapi "yuck!!" ada yang mengganjal di hidung sewaktu menghirup udara, dan itu bau sampah!!!! Sampah berserak sepanjang jalan, sangat disayangkan, tempat yang indah dan sejuk namun sampah berserak, baunya menyengat sekali! Sayang beribu sayang....







Baiklah lupakan masalah sampah tadi, sekarang kita masuk ke kebun sayur. Ada wortel, bawang pre dan juga brokoli di kebun yang kami kunjungi ini. Wortel masih kecil belum bisa dipanen, Papi Michel makan bawang pre, sementara aku, Marie dan Ros beli brokoli, harganya 2k per buah. Ini pertama kalinya aku lihat tanaman brokoli dan juga baru tau kalo wortel punya bunga, dari bunga2 yang nantinya mengering inilah didapatkan biji2 yang mana biji tersebut akan ditanam kembali sebagai bibit tanaman wortel. Brokoli siap dipacking dan kami titip di kebun karna kami mau pergi ke peternakan sapi. 


tanaman brokoli (depan)




bunga wortel 
bunga wortel yang mengering lalu diremas2 dan diambil bijinya untuk bibit

Kami naik angkot lagi kesana dan si bapak supir tawarin untuk tunggu kami pulang karna tidak ada angkot yang lalu lalang disana. Oke kita setuju, dan surprise-nya lagi si bapak tidak patok ongkos kami, dia bilang seikhlas kami saja. 

Turun dari angkot kami masih harus berjalan sedikit menurun kedalam kompleks peternakan sapi ini. Anak2 uda senang nih bakal perah susu sapi. Sampai disana ternyata sudah selesai perah susunya, susu sapi diperah jam 6 pagi dan proses pemerahannya pakai mesin. Yeahhh.... gak jadi deh perah susu sapi. Padahal pasti akan jadi kegiatan yang menarik sekali buat anak2 kalo bisa dapat kesempatan memerah susu sapi secara manual. Akhirnya kami hanya pesan Yoghurt rasa blueberry (40k) dan strawberry (30k). 







Begitu dapat yoghurt kami pulang kembali naik angkot, jemput brokoli yang tadi dititip dan lanjut ke hotel untuk rasain yoghurt-nya. Ternyata si azan gak suka yoghurt! Asam ampun dia bilang, walo uda dicampur gula tetap dia gak suka. Tapi malamnya dia coba lagi dengan proporsi yoghurt : gula (1:3) nahh baru dia bilang enak! Hadehhhh.... Kalo aku pribadi lebih suka yang rasa blueberry, yang strawberry masih terasa kali susunya. Sisa yoghurt kami simpan di kulkas untuk sarapan besok pagi. 


YOUR FACE.. when you taste something and you don't like it!!
Selesai icip2 yoghurt, kami kembali jalan, kali ini tujuannya ke bukit gundaling. Dari hotel seperti biasa jalan kaki ke pajak buah/tugu pahlawan, lalu naik angkot keatas. Sampai diatas kami jalan santai aja menyusuri bukit gundaling, menatap gunung sinabung. 



Azan dan Rayan dapat mainan baru, pomme de pin atau buah pinus, keduanya ngumpulin buah pinus yang bertebaran ditanah, setelah dikumpul seplastik juga per orang. 




Keduanya juga asik niup dandelion, azan agak takut2 gitu ngembusnya, takut kena matanya karna dia liat rayan agak kesakitan waktu marie hembus pas di depan rayan dan serpihan dandelion kena ke mata rayan. 



Di ujung bukit kami duduk sejenak sambil memandang kota berastagi dibawah sana. Bukit Gundaling tempat yang cantik namun sayang banyak sampah bahkan kaca2 yang pecah ada di jalanan. 




Puas memandang, kami berjalan mencari warung makan untuk makan siang. Tak banyak warung yang buka karna bukan hari libur, akhirnya kami hanya pesan nasi goreng dan mie goreng untuk makan siang. Tempatnya lumayan cantik, bisa langsung lihat gunung sinabung. Oh iya ada beberapa spot yang sudah didesign dengan bunga2 untuk tempat photo dengan background sinabung, untuk photo disana harus bayar 5-10k. 

Selanjutnya kami turun bukit gundaling dengan jalan kaki. Sepanjang jalan banyak kuda dan delman yang lewat, ada tempat peristirahatan kuda2 juga, azan dan rayan coba kasih makan biskuit ke salah satu kuda yang awalnya cuek ampun pakek buang mukak segala! Wedehhhh... hhahaaaa.... 

Ternyata enak juga jalan menuruni bukit, gak terasa uda sampe di bawah aja. Uda beberapa kali ke Berastagi baru kali ini aku coba jalan kaki turun bukit gundaling. Anak2 juga begitu menikmati jalan kaki ini. Bagaimana dengan papie michel? Papie Michel pejalan kaki yang tangguh, walo tak bisa jalan cepat tapi bisa jalan jauh. Sekedar informasi, kalo di bukit lawang, si papie suka naik sepeda sampai ke bahorok sana lho! 





Di pertengahan jalan kami singgah di kebun wortel. Minta izin untuk beli wortel tapi cabut sendiri. Karo itu mempersilahkan kami untuk mencabut wortel di kebunnya. Dan pasukan pencabut wortel pun siap bergerak. Rayan dan Azan senang sekali cabut wortel, meski kadang agak kesulitan untuk mencabut, daun terpetik namun wortel masih tinggal di dalam. Tapi mereka tak putus asa, coba lagi dan coba lagi.. Hingga akhirnya kami panen wortel banyak sekaliiiii... 





Pas mau bayar ditolak sama karo, karo bilang gak usa bayar. Wadow, segan kali kami la, tapi tetap aja karo itu bilang tidak usa. Baiklah... Bujur Karo! Murah2 rezeki yaaa... Ini satu hal yang luar biasa aku temui di Berastagi ini. Sering kali, jika kita berkunjung ke ladang orang2 lokal, mereka dengan senang hati memberi hasil ladang mereka sebagai buah tangan untuk kita bawa pulang. Padahal, tak jarang kita baru aja kenal dengan mereka. Rasanya, aku tak hanya memetik tanaman tapi juga memetik nikmat kehidupan. 

Perjalanan kami lanjutkan dengan terus berjalan kaki menuju hotel. Sampai hotel mandi dan siap2 jalan ke pasar kaget untuk makan malam. Malam itu di hotel kami tidur agak lama, kami asyik ngobrol di teras resto karna udara tidak terlalu dingin. 


Hari Keempat

Waktunya pulang ke Bukit Lawang... 
Mobil yang jemput baru akan datang sekitar jam 1 siang, itu artinya kita masih punya setengah hari di Berastagi. Truss ngapain aja??? Cari oleh2 ke pajak! wkwkkwkwk..... Yang pergi aku, ros dan azan (juga), karna kami berdua memang yang hobby bawa sayuran pulang dari Berastagi. Kami ke pajak buah cari kangkung, pagoda, lobak, kol ungu, dan jeruk. Lalu ke pajak bawah cari sayur2an lainnya. Tapi percayalah, banyak sayuranku, lebih banyak lagi sayuran si Ros! Hahahhaah...






bus andalan berastagi, bus telolet!

Gitu lihat banyaknya belanjaan kami, Papi Michel bilang kami perlu 2 mobil untuk pulang ke bukit lawang! Wkwkwkwkk..... Lalu kami packing2, selesaikan pembayaran di hotel dan lanjut makan siang sambil nunggu mobil datang. Tepat jam 1 mobil datang dan kami berangkat pulang. 



Ehh tunggu dulu....Sebelum meninggalkan berastagi kami masih sempatin singgah lagi di kebun strawberry untuk petik strawberry (lagi). Kenapa? Karna strawberry yg kami petik 2 hari lalu uda berkurang, makanya petik lagi dehh untuk bawa pulang. Seperti sebelumnya, Azan dan Rayan semangat kali petik2 strawberry dan hari ini strawberry-nya banyak yang gede2!! 





Begitulah akhir perjalanan kami di Berastagi. Dari kebun strawberry kami pulang ke Bukit Lawang dengan sekali berhenti di Binjai untuk meluruskan kaki. Jam 6 sore kami sampai di Bukit Lawang. 


xoxo,




0 Comments:

Post a Comment