Saturday, April 28, 2018

Ayo ke Bukit Lawang!


Bukit Lawang, berada di pintu masuk Taman Nasional Gunung Leuser, tepatnya di barat laut kota Medan ibukota Propinsi Sumatra Utara. Jaraknya kurang dari 90 km dari Medan, tapi jangan berharap bisa sampai dalam waktu katakanlah 1 jam, kalian butuh +/- 3 jam untuk tiba disini. Kenapa? Alasan masih sama dengan dulu, jalan yang jelek, selalu saja ada yang rusak. Bagus di sini, rusak di sana dan sebaliknya. Tapi hutan di sini masih cantik, percayalah! 



How to get there?

By Public Bus
Dari Medan, ambil mini bus PS (Pembangunan Semesta) dari depan Bakery Mawar di Pinang Baris, bus ini mangkal hanya di badan jalan dekat ke lampu merah kampung lalang. Ongkos 20rb/orang. Untuk turis asing biasanya akan selalu ada calo yg minta ongkos super mahal, miris! 

Dari Pinang Baris, bus akan melaju ke arah Binjai lebih kurang setengah jam dan akan stop di binjai beberapa menit (5-15menit ) untuk mengambil penumpang lagi. Kalo sudah penuh dari Medan akan tetap berhenti sebentar. Dari Binjai barulah bus akan melaju langsung ke Bukit Lawang.

Perhentian terakhir bus berada di terminal Desa Gotong Royong, jaraknya 5 menit dari Bukit Lawang dengan becak. Dari terminal ini ambillah becak untuk ke Bukit Lawang 5rb/kepala. Kalau mau jalan kaki juga bisa. 

By Car/ Motorcycle
Kalau naik mobil atau sepeda motor ambil jalan ke arah Binjai, dari simpang tugu binjai belok kiri ambil jalan menuju tanah lapang Binjai, lalu belok kanan ke arah Kuala. Sebelum masuk Bukit Lawang semua mobil dan sepeda motor harus membayar retribusi masuk dan parkir.


What To Do ?

Jungle trekking merupakan kegiatan yang biasa dilakukan di Bukit Lawang, bisa ambil trek pendek beberapa jam atau trek panjang beberapa hari, bahkan ada yang sampai seminggu seperti destinasi Kuta Cane, Aceh. Untuk info trekking bisa hubungi penginapan tempat kalian menginap. 



Melihat Orang Utan di feeding platform juga menjadi ciri khas di Bukit Lawang. Sehari 2 kali, pagi jam 9 dan sore jam 3. Ranger akan memanggil orang utan untuk diberi makanan dan minuman. Di saat musim buah, mereka jarang sekali keluar, karna uda kenyang makan buah-buahan di hutan. Namun, sejak akhir tahun 2015 lalu, feeding platform tidak dibuka lagi. Tapi kita masih bisa lihat Orang Utan turun di sebrang camping ground atau bertemu mereka di spot-spot tertentu di hutan.


P




Dulunya, Bukit Lawang menjadi tempat rehabilitasi orang utan untuk dilatih menjadi liar di alamnya dan tidak tergantung kepada manusia. Namun karna semakin banyaknya turis yang datang untuk melihat Orang Utan, maka pusat rehabilitasi dipindahkan ke Bukit Tiga Puluh, Jambi. Orang Utan yang tersisa di Bukit Lawang dikhususkan untuk para pengunjung yang ingin melihat Orang Utan. Walau begitu, pastikan kalian tidak mendekati, menyentuh apalagi sampai memberi makan/minum mereka, biarkan mereka tetap liar di alamnya.




Satu lagi binatang yang cukup menarik disini adalah Thomas Leaf Monkey, model rambutnya seperti gaya mohawk gitu dan mukanya seperti bertopeng. Lincah sekali..






Tubing juga mesti dicoba, arus sungai bahorok yang cukup kuat membuat tubing jadi seru. Biasanya orang-orang yang trekking akan turun dengan tubing lengkap dengan aksesoris rambut dari dedaunan juga pakaian dari dedaunan dan muka dicoret moret pake arang. Pilihan start tubing bebas mau dari mana aja dan mau sampai mana. Oh iya, salah satu ciri khas orang tubing yang aku perhatikan adalah, jika yang tubing turis asing, mereka tampak tenang sekali, hanya senyum dan kadang melambaikan tangannya ke kita, bahkan saking tenangnya, kalo kita sedang tidak lihat ke sungai, kita tidak tau kalo mereka sedang melintas. Nah berbanding terbalik jika turis lokal aka orang awak yang tubing, maka sebelum mereka keliatan, dari kejauhan kita sudah bisa dengar suara teriakan mereka yang menggelegar membahana.. Hahahahaa... Fun!! Isn't it?






Sungai Landak ditempuh dengan jalan kaki sekitar 45 menit dari Ecolodge. Mata air sungainya berbeda dengan sungai bahorok, arus sungainya lebih tenang, bebatuan kerikil berwarna/i dan tidak dalam, aman untuk anak-anak bermain. Di beberapa spot ada lubuk yang cukup dalam bisa untuk orang dewasa berenang.





Jalan-jalan di desa, jika punya waktu yang cukup ambillah waktu untuk berjalan di sepanjang irigasi, kalian akan melihat bagaimana kehidupan sehari-hari masyarakat lokal disini, pusat aktivitas mereka pada umumnya berada di irigasi ini.




  


Jalan di pematang sawah juga hal yang sangat menarik, pemandangan alam yang disajikan indah sekali, hamparan sawah yang menghijau/menguning dengan latar belakang gunung yang cantik, berdecak kagum. 








Beberapa hotel juga menawarkan kegiatan tour desa, dalam tour ini kita diajak untuk melihat bagaimana proses pembuatan tahu/tempe, gula merah, menanam/memanen padi, ladang karet/coklat, menyusuri irigasi. Tour dilakukan dengan berjalan kaki, naik sepeda atau becak. 




Pekan/Pajak besar disini hanya sekali seminggu, yaitu hari Jumat. Jika kalian berada disini di hari Jumat bisa ambil waktu untuk sedikit berbelanja misalnya buah-buahan atau sekedar cuci mata. Banyak turis asing yang suka belanja di pasar tradisional ini. 




What to Eat?
Untuk makanan, orang Bukit Lawang memang jago masak, makanan mereka enak-enak cuman agak pedas menurutku. Perpaduan masakan Melayu, Karo dan Jawa mendominasi makanan warung-warung lokal. Harga satu nasi campur misalnya 12-15rb/porsi. Ikan air tawar menjadi ciri khas disini, seperti Nila, Lele, Mas, Gurami, Patin dan Jurung. Untuk Jurung karna harga mahal bisa mencapai 300rb/kg nya (mentah) harus dipesan dulu dan belum tentu ada lhoo.


Where to Sleep?
Untuk penginapan sudah banyak disini, tergantung selera kalian maunya seperti apa, harga juga bervariasi tentunya. Ada yang dekat dari parkiran, ada juga yang jauh jalan keatas. Untuk penginapan di sebrang sungai ada beberapa jembatan yang disediakan pemerintah maupun penginapan itu sendiri. Berikut beberapa penginapan yang bisa kalian pertimbangkan : Ecolodge, Rindu Alam, Sibayak, Bukit Lawang Indah, Fido Dido, Rainforest, Riverside, Garden Inn, Sam's Bungalow, Jungle Inn, On the Rocks, Hotel Orang Utan, Thomas Retreat, Eco Travel, dan masih banyak lagi. 


Datang, nikmati keindahan alamnya, jaga kebersihannya.



xoxo,





1 comment:

  1. Halo kak. Mau tanya, Bus pembangunan semesta ke bukit lawang dan ke tangkahan apakah bus yg sama? Atau beda rute?

    ReplyDelete