Tuesday, May 8, 2018

Pengalaman terbang bersama bayi



Usia Azan 11 bulan ketika pertama kali naik pesawat, dan langsung naik penerbangan panjang (long-haul flight) ke Paris sana. 

Awalnya nervous juga karna ini adalah penerbangan perdana kami dengan bayi. Sibuk cari informasi di google, tanya-tanya kawan tentang pengalaman mereka terbang bersama bayi. Namun sematang apapun persiapan, akan ada celah yang membuat cerita traveling kita punya cerita tersendiri. Seperti pengalaman kami berikut ini.  

  • Tiket Pesawat
Pemesanan tiket kami lakukan 3 bulan sebelum keberangkatan langsung di kantor Malaysia Airlines di Hotel Danau Toba Medan. Jadwal keberangkatan sore dari Medan dan tengah malam dari Kuala Lumpur. Ini sangat membantu karna sesuai dengan jadwal tidur si azan sehingga ia bisa bobok di pesawat. Tempat duduk juga langsung kami pesan di bagian paling depan kabin lengkap dengan bassinet untuk bayi. Untuk harga tiket bayi dibawah 2 tahun adalah 10% dari harga tiket dewasa. Bayi tidak dapat tempat duduk tapi dapat bassinet atau dipangku orang dewasa jika bassinet tidak muat lagi. 

  • Check list perlengkapan Bayi
Check list wajib untuk memastikan apa saja yang harus dibawa di dalam pesawat. Berikut hasil checked lists isi tas anak bayi kami :
  • 3 baju ganti
  • Jaket/ Selimut/ Kaos kaki/ Kupluk
  • Makanan
  • Mainan
  • Obat demam/ minyak kayu putih/ telon
  • Pampers 
  • Tissue basah/ kering
  • Sapu tangan handuk
  • Tadah makan
Untuk poin makanan aku coba jabarkan lagi karna mencakup makanan utama, snacks dan minuman. Untuk makanan utama sudah disiapkan dalam bentuk puree dan dimasukkan dalam 2 toples mini, hitungannya untuk makan malam ketika kami transit di Kuala Lumpur dan untuk sarapan di pesawat mengingat nantinya jam sarapan azan belum masuk waktu jam sarapan di pesawat. Selain makanan utama itu ada juga cemilan bayi (Gerber) yang kami bawa serta cangkir botol kalau azan mau minum air putih. Azan tidak minum sufor, jadi tidak perlu repot-repot bawa sufor. 

  • Di Bandara
Datang lebih awal walaupun sudah booking seat, jadi bisa tetap santai waktu check in dan boarding. Ini terbukti waktu kami di bandara Medan (dulu masih Polonia) dan jam-jam pertama waktu transit di Kuala Lumpur, gak ada yang namanya kata buru-buru. Bahkan kami masih bisa santai di MAS Golden Lounge karna waktu transit yang lebih dari 5 jam.


memperhatikan tiap sisi bandara

Kalo terburu-buru bikin bayi jadi ikutan panik dan kita makin nervous. Ini terbukti juga waktu kami mau boarding pesawat ke Paris. Jam di MAS golden lounge waktu itu sudah menunjukkan kami harus segera masuk waiting room, tapi Patrice tetap berpatokan ke jam di laptopnya. Berulang kali aku bilang gak mungkin jam di bandara ini nokoh, keukeuh juga doi dengan jam di laptopnya yang betul. Sampai akhirnya doi nyerah ikut cakapku tapi kayak terpaksa gitu. Kembali dari toilet baru doi seperti tersadar kalo kami memang TERLAMBAT! Alhasil langsung tancap keluar lounge, lari-lari menuju bording gate sambil dorong stroller Azan. Azan yang awalnya tidur jadi kebangun, dia nangis minta gendong. Aku gendong Azan sementara Patrice dorong stroller berisi tas azan. Tiba di boarding gate semua penumpang sudah hampir masuk pesawat. Padahal kalo kita on time, penumpang dengan bayi kan jadi prioritas. Asli kami ngos-ngosan! Pesan moralnya jangan ngeyel! 

  • Stroller
Stroller hanya diperbolehkan sampai depan pintu pesawat. Sebelum masuk pesawat stroller dilipat dan kita letakkan di depan pintu pesawat, nantinya awak kabin yang akan memasukkannya ke dalam pesawat dan sewaktu tiba stroller bisa diambil kembali di depan pintu pesawat. Tapi sewaktu mau pulang dari Paris menuju Kuala Lumpur, stroller Azan dihitung sebagai bagasi karna agak gede. Stroller baru bisa diambil di destinasi akhir Medan. Alhasil mulai dari check in bagasi di Paris sampai transit di Kuala Lumpur yang bandaranya besar sekali, kami gantian gendong Azan. Jadi tipsnya, pilihlah stroller yang tak terlalu gede. 

  • Di Pesawat
Penerbangan perdana Azan dengan rute Medan-Kuala Lumpur yang kurang dari 1 jam berjalan lancar. Dimulai dengan antusias si Azan melihat seisi pesawat, lalu pramugari memberi seat belt tambahan untuk bayi dan memberi tahu cara memakainya serta prosedural lainnya terkait dengan bayi. Selama take off/ Landing Azan selalu aku kasih tete supaya telinganya gak sakit dengan perubahan tekanan udara dalam kabin. Dan berhasil! Azan santai sekali waktu posisi take off/landing. Selama di pesawat, Azan hanya sibuk main dengan kami, sesekali manjat bangku untuk memantau atau lebih tepatnya 'tebar pesona' ke orang-orang di bangku belakang.

Rute Kuala Lumpur-Paris
Karna terlambat, kami serba terburu-buru dan nervous, Azan jadi rewel, seperti protes gitu sama kita. Dan bener aja, gitu kami berdua coba tenang dan rilex, mood si azan juga berubah kalem. Tapi gak lama rewel lagi, ternyata perutnya kembung mungkin karna waktu digendong sambil lari-lari tadi bajunya ketarik keatas. Setelah perut dan badannya aku gosok minyak kayu putih, dia kembali tenang.

Pramugari memberi seat belt tambahan untuk bayi dan memberi tahu cara memakainya, dapat pampers dan makanan bayi Puree Heinz. Pramugari juga memberi tahu kami segala hal yang dibutuhkan bayi seperti penghangat makanan, tempat penyimpanan makanan sampai susu juga mereka sediakan dan cara penggunaan bassinet yang nantinya akan mereka pasang, dimana jika lampu tanda pasang sabuk pengaman dihidupkan, maka si bayi harus dikeluarkan dari bassinet dan kita pangku dengan seat belt. Crew pesawat ramah dan sangat membantu. 

Kami duduk di bagian depan kelas ekonomi sebelah jendela dengan 2 seat jadi bebas keluar masuk kursi tanpa mengganggu penumpang lainnya. Bassinet belum dipasang, sewaktu take off/ landing azan aku pangku dengan seat belt tambahan untuk bayi dan selalu aku tetein supaya telinganya gak sakit dengan perubahan tekanan udara dalam kabin.

Tidak lama bassinet dipasang dengan cara digantung di dinding depan tempat kami duduk, Azan yang sudah tidur diletakkan di bassinet. Bassinet nya pas-pasan sekali untuk dia, ujung kaki hampir menyentuh dinding bassinet. Kami makan malam dengan santai dan nonton satu film sebelum aku tidur. Patrice masih terus nonton. Selama 6 jam pertama Azan bangun sekali aja buat tete. Nah, waktunya dia bangun pagi (sekitar jam 6 pagi wib) tapi kami sudah berada diatas belahan dunia lain yang masih malam, dalam kabin pesawat juga masih gelap. Mungkin karna heran liat suasana masih gelap dan orang-orang masih pada tidur, Azan pilih tete aja sambil main-main di pangkuanku. 


Waktunya Azan ke toilet. Nah untuk gantiin pampers ke toilet aku agak nervous nih karna toiletnya kan kecil dan dengan pesawat yang kadang goyang buat imajinasiku lebih parah dari anak-anak. Tapi alhamdulillah walau toiletnya kecil tapi semua lancar aja, lancar dari apa yang pernah aku bayangkan. Sebelum bawa si Azan ke toilet, aku survey dulu toiletnya, liat bagaimana situasi dan strateginya nanti. Ternyata ada meja lipat untuk ganti pampers bayi, aku gak pernah perhatikan itu sebelumnya. Kuncinya, kita harus tenang dan pelan-pelan aja. 

Habis pup Azan minta jalan-jalan. Patrice bawa Azan jalan bolak balik sepanjang koridor, sepertinya dia mau sapa orang-orang tapi dia liat masih pada tidur dan ada yang fokus nonton. Habis jalan, Azan makan lalu main-main di pangkuan ayahnya, nonton film juga sebentar sebelum akhirnya dia minta tete dan bobok lagi. Dan aku pilih nonton aja, gantian Patrice yang giliran tidur. 

Ehhh pas si Azan bangun, langsung mau duduk aja dia di bassinet itu (untung pake belt), satu penumpang disebelahku sampai refleks berdiri mau tangkap si azan karna takut si azan akan jatuh. 

Waktu sarapan, azan ikut sarapan dengan kami. Dia makan roti dengan butter, buah juga. Habis sarapan jalan-jalan terus sambil ditatih ayahnya di koridor, berhenti di tiap sisi tempat duduk penumpang dan kasih senyum dengan ramahnya. He is so adorable!! Baca buku dan mainin mainannya. Intinya selama dalam pesawat, azan sangat kooperatif. Oh ya, keuntungan duduk bagian depan ini adalah tempat kaki yang lapang jadi kalau anak mau main di bawah bisa tetap dalam pantauan kita.

mainin tali sepatu ayahnya
  • Pakaian
Pakaian sebenarnya sudah masuk dalam sub topik Tas Bayi. Tapi disini aku mau lebih spesifik lagi tentang model baju si bayi selama di perjalanan. Saranku, pakaikan bayi dengan pakaian model jumper untuk menghindari perutnya terbuka yang bisa menyebabkan perut bayi kembung. Disini aku lengah, pada saat berangkat aku pakaikan azan baju atasan dengan celana, tapi yaitu suka ketarik keatas bajunya. Alhasil, perutnya jadi agak kembung. Setelah aku olesin minyak kayu putih, azan banyak buang angin, perutnya kembali normal dan dia jadi tenang. Jadi, aku pikir baju/singlet model Jumper lebih aman dipakai bayi. Untuk cara pemakaiannya aku pikir bebas, bisa langsung baju jumper itu yang dipakai si bayi atau bisa juga hanya sebagai dalaman bajunya, karna intinya disini menjaga perut bayi jangan sampai terbuka.

Begitulah pengalaman kami terbang pertama kalinya dengan bayi. Kesimpulannya, mood kita sebagai orang tua berpengaruh besar terhadap si bayi. Jika kita tenang dan menikmati perjalanan itu, maka si bayi juga akan merasakan hal yang sama. 


Traveling with baby is fun and challenging!



xoxo,